Setelah sungai Jeneberang, Sungai Maros merupakan salah satu daerah tangkapan air terbesar di Sulawesi Selatan. Daerah Aliran Sungai (DAS) Maros meliputi 3 kabupaten, Maros, Bone, dan Gowa. Memiliki luas DAS sekitar 659,78 km², dengan panjang sungai utama mencapai 69,90km.
Dua hari kami melakukan explorasi sungai Maros, pada tanggal 27-28 Januari 2024. Sungai Maros dengan karakteristik berbatu dan berjeram di bagian hulu, menggugah semangat explorasi, mengantar kami pada tenang aliran air bagian hilir dan tengah sungai. Selama kurang lebih 14 jam berada pada badan sungai, kami merekam interaksi masyarakat dan sungai, potensi serta ancaman ekosistem sungai.
KPE Bantimurung tergabung dalam kegiatan explorasi sungai, kami menamai tim ini Toalean River Squad (TRS). Secara sederhana, inisiatif ini adalah dalam rangka belajar soal sungai. Kami mengorganisir jaringan, sumberdaya secara kolektif dan swadaya, sehingga kegiatan ini dapat dilakukan.
Dalam Explorasi Sungai, kami membagi peran. Tim darat menjadi kunci kelancaran kegiatan, memobilisasi logistik, akomodasi, dan mendokumentasi proses. Tim air merekam kondisi sungai dan bagaiamana interaksi masyarakat dengan sungai.
Tim air memulai explorasi pada bendungan Lekopancing, Desa Pucak, Tompobulu. Mengarungi sungai sepanjang 34km dari hulu sampai hilir. Setiap lekuk sungai terkandung hubungan erat antara manusia dan alam, tercermin di sepanjang sungai.
Kami menyaksikan masyarakat menjadikan sungai sebagai ruang dalam mendukung kelangsungan hidup, memancing, menjala ikan, akses transportasi air, sumber air untuk pertanian dan perkebunan.
Sisi lain, penggunaan lahan yang tidak seharusnya dilakukan pada bahu sungai begitu mengancam keberlangsungan ekosistem sungai. Kami melihat titik erosi tanah begitu mudah ditemukan di sepanjang tepi sungai. Perjalanan ini mencoba menelisik lebih jauh tentang sungai, diantara keindahan dan ancaman keberlangsungan ekosistem sungai.